Oleh KH Abdurrahman Navis Lc
الْحَمْدُ
للهِ شَرَّفَ الأَنَاَمَ بِصَاحِبِ الْمَقَامِ الأعْلَى. وَكَمَّلَ
السُّعُوْدَ بِأَكْرَمِ مَوْلُوْدٍ. أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِالْحُجَّةٍ الَبَالِغَةِ وَحُسْنِ
الْبَيَانِ. أللّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ
اللهِ أًوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ. اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ma’asyiral
muslimin sidang Jum’at rahimakumullahDalam kesempatan yang mulia ini
marilah kita tadzakkur dan tafakkur, mengingat segala apa yang kita
amalkan selama ini dan berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT. Dalam arti kita berusaha melaksanakan segala usaha
yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Marilah
kita tinggalkan sejenak tugas-tugas duniawiyah, pekerjaan di kantor,
bisnis dan perdagangan, untuk masuk masjid melaksanakan sholat
Jumat,untuk dzikrullah, ingat kepada Allah SWT.Semoga dengan demikian
kita termasuk golongan orang-orang yang tidak lalai ingat kepada Allah,
walaupun kita disibukkan dengan aktivitas jual beli dan perdagangan.
Semoga kita semua dijadikan oleh Allah SWT sebagai hamba Allah yang
muttaqin dan husnul khatimah. Amin.Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at
rahimakumullahDi bulan Rabi’ul Awwal yang lebih dikenal dengan bulan
maulid atau bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya tanggal 12
rabi’ul awwal, biasanya kaum muslimin merayakan peringatan mauld Nabi
Muhammad SAW, baik dirumah dengan mengundang tetangga dan handai taulan.
Atau diadakan oleh lembaga, organisasi, masyarakat kampung dengan
bentuk pengajian umum dan ceramah, ada juga dengan bakti sosial,
khitanan masal, dan bentuk amal-amal sholeh yang lain.Yang menjadi
pertanyaan, pernakah nabi Muhammad merayakan peringatan maulidnya? Dan
sejak kapankah diadakan dan untuk apa? Lalu bagaimana hukumnya
mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad SAW?Ma’asyiral muslimin
sidang Jum’at rahimakumullahJika menelusuri sejarah, ternyata Nabi
Muhammad SAW belum pernah merayakan hari ulang tahunnya dengan upacara
dan acara. Rasulullah memperingati kelahirannya dengan berpusa. Suatu
ketika Nabi Muhammad ditanya: ”Wahai rasul, mengapa engkau berpuasa hari
Senin?” Rasul menjawab: “Pada hari Senin itu aku dilahirkan.” Dengan
demikian Nabi Muhammad merayakannya denga puasa yang kemudian di
masyarakat kita dikenal dengan puasa weton (puasa kelahiran). Namun
sejarah tidak pernah mencatat Rasulullah merayakan maulid dengan
mengundang orang lain untuk bacaan shalawat, untu bacaan berberzanjian,
dibaan dan pengajian umum.Nah, apakah kalau Nabi Muhammad SAW sahabat
tidak pernah mengadakan peringatan maulid ini berarti mengada-ngada, dan
apakah termasuk bid’ah?Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at
rahimakumullahMari kita mengkaji hukum peringatan mauled Nabi Muhammad
SAW. Dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthi
yang berjudul Husnul Maqasid fil Amal al-Mawalid. Beliau menjelaskan
bahwa di zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin memang belum diadakan
peringatan dalam bentuk upacara, shalawatan dan pengajian tentang maulid
Nabi, sehingga ada sebagian kaum muslimin yang tidak mau memperingati
kelahiran dengan bentuk upacara itu.Jadi, kapan peringatan kelahiran
Nabi ini mulai dilaksanakan?Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at
rahimakumullahSejarah menyebutkan bahwa sejak Islam berjaya dengan
menaklukan romawi, Persia bahkan Eropa, banyaklah orang non muslim masuk
Islam, termasuk orang-orang salib dari Eropa. Baik karena sukarela
ataupun karena terpaksa. Hal ini menimbulkan dendam kaum Nasrani,
akhirnya mereka membalas dendam dengan menjajah Timur Tengah. Maka
berkobarlah perang salib. Kaum kafir membunuh orang islam, merampas
kekayaan, dijauhkan dari Islamnya, dijauhkan dari Nabinya, dijauhkan
dari sejarah kejayaan Islam. Yang ditampilkan oleh penjajah di hadapan
kaum muslimin adalah tokoh-tokoh kafir, tokoh-tokoh fiktif sehingga
rusaklah moral anak-anak muda, hancurlah kejayaan kaum muslimin, hilang
keteladanan, hingga tidak kenla kehebatan Islam.Melihat kondisi umat
yang terpuruk dan semakin jauh dari Islam, serta tidak punya semangat
memperjuangkan agamanya, para ulama’ dan tokoh Islam mencari solusi
bagaimana membangkitkan keislaman kaum muslimin dan melepaskan diri dari
cengkraman tentara salib.Di antaranya seorang raja yaitu Al-Malik
Mudhaffaruddin (Raja Himsiyyah), mengundang para ulama’ dan masayikh ke
istana untuk bermusyawarah, bagaimana membangkitkan semangat umat Islam,
membebaskan diri dari penjajah, serta menanamkan kecintaan anak muda
dan muslimin kepada Rasulullah, sehingga mau menteladani beliau.Dari
musyawarah ulama tersebut akhirnya ada yang mengusulkan agar diadakan
peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam, diantaranya dengan
peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dikampanyekan dengan
besar-besaran, mengundang para penyair agar menulis syair pujian kepada
Nabi, serta para ulama dan mubaligh yang bertugas menceritakan sejarah
Nabi.Al-Malik Mudhaffaruddin menanggapi usulan ini dengan antusias.
Tetapi ada yang tidak setuju, dengan alasan kerena peringatan seperti
itu tidak pernah dikerjakan oleh Nabi, dan itu berarti itu
bid’ah.Menanangapi ketidak setujuan mereka, akhirnya dijawab oleh ulama’
yang hadir, bahwa dalam penjelasan tentang bid’ah itu tidak semua
sesat. Menurut Imam al-Iz Abdussalam, Ibnu Atsar menjelaskan bahwa ada
bid’ah dholalah dan bid’ah hasanah. Bid’ah dholalah (sesat) adalah
bid’ah yang tidak ada dasar hukummnya dan tidak ada perintah sama sekali
dari syariat, sedangkan bid’ah hasanah adala suatu amalan yang dasar
perintahnya sudah ada dari Rasulullah, namun teknisnya tidak diatur
langsung dan itu bukan temasuk ibadah mahdah muqayyadah (ibadah murni
yang telah ditentukan tata caranya).Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at
rahimakumullahSeperti sering dijelaskan bahwa ibadah itu ada dua macam.
Pertama, ibadah mahdah muqayyadah yaitu ibadah murni yang tata caranya
terikat dan tidak boleh diubah, karena perintah dan teknis
pelaksanaannya contohkan langsung oleh Rasulullah, seperti shalat dan
haji yang harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasul.Kedua,
ibadah muthalaqah ghoiru muqayyadah, yaitu ibadah mutlaq yang tata
caranya tidak terikat, perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannya
terserah masing-masing orang. Seperti berdzikir, perintahnya sudah ada
namun teknisnya tidak ditentukan sebagaiman firman Allah:
فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ
Yang
artinya: ”Berdzikirlah kalian dalam keadaan berdiri duduk, dan
berbaring." (QS an-Nisa)Dzikir merupakan perintahnya, sedangakan
teknisnya terserah kita, duduk, berdiri, berbaring dirumah, dimasjid
sendirian, bersama-sama, suara pelan ataupun dengan suara keras tidak
ada batasan-batasan, tergantung kepada situasi dan kondisi asal tidak
melanggar ketentuan syariat.Membaca shalawat juga diperintahkan
sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
Yang
Artinya: ”Sesungguhnya Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah
salan penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab56).Perintah membaca
shalawat ada sedangkan teknisnya terserah kita. Boleh sholawat yang
panjang, pendek, prosa, maupun syair, yang penting bershalawat kepada
rasullullah. Hal ini termasuk juga berdakwah, Allah berfirman dalam
Al-Qur’an:
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Yang
artinya: ”Serulah (manausia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik.” (QS an-Nahl 125)Berdakwahlah kamu ke jalan Allah
dengan cara hikmah dan mauidzah hasanah atau wejangan yang baik.
Perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannnya terserah kita, boleh
dalam bentuk pengajian umum, pengajian rutin di masjid, ataupun media
TV, radio, koran, majalah,diskusi, maupun seminar. Semuanya
dipersilakan, yang penting momentum dan misinya adalah dakwah.Ma’asyiral
muslimin sidang Jum’at rahimakumullahPeringatan Maulid Nabi yang diisi
dengan pembacaan shalawat kepada Rasul, pengajian umum, ceramah tentang
kesadaran terhadap islam, membaca sejarah Nabi, amal saleh, bakti
sosial, khitanan massal dan lain-lain itu merupakan ibadah mutlaqah
ghairu muqayadah atau ibadah yang mutlaq dan tidak terikat tata caranya
dimana perintahnya ada sedangakan pelaksanaannya terserah kita.Maka
dengan demikian mengadakan peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan
pembacaan shlawat, pengajian umum dan perbuatan yang baik bukan termasuk
bid’ah dlalalah, tapi tapi merupakan amrum muhtasan, yaitu “sesuatu
yang dianggap baik” dan kalau kalau dilakukan secara ikhlas karena Allah
maka akan mendapatka pahala dari Allah SWT.Demikian juga Sayyid Alwi
Al-Maliki al-Hasani menjelaskan dalam kitab Mukhtashar Sirah Nabawiayah:
“Bahwa memperingati Maulid Nabi bukan bid’ah dlalalah, tapi sesuatu
yang baik”. Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullahAkhirnya
para ulama yang hadir bersama Al-Malik Mudhaffaruddin dalam pertemuan
itu memutuskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad itu boleh. Kemudian
Al-Malik Mudhafar sendiri langsung menyumbang 100 ekor unta dan sekian
ton gandum untuk mengadakan peringatan maulid Nabi muhammad SAW. Setiap
daerah diundang penyair untuk membuat syair pujian dan shalawat kepada
Nabi muhammad. Kitab-kitab yang tersisa hingga sekarang di antaranya
yang dikarang oleh Syeikh al-Barzanji dan Syeikh Addiba’i.Ternyata
dengan diadakannya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sangat
efektif untuk menyadarkan kaum Muslimin cinta kepada Rasul, sehingga
seorang pemuda bernama Shalahudin Al-ayyubi menggalang anak-anak muda,
dilatih fisiknya, disadarkan cinta Rasul, diajak membebaskan diri dari
penjajahan tentara salib. Akhirnya, laskar Islam bersama panglima
Shalahudin al-Ayyubi, bisa memenangkan perang salib pada tahun 580 H.
Sejak tahun itulah peringatan Maulid Nabi SAW diadakan oleh negara
muslim lainnya.Mudah-mudahan dengan peringatan Maulid Nabi hati kita
semakin cinta kepada Rasulullah SAW. Dengan cinta kepada Rasulullah kita
akan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya dan kita
termasuk orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Sebagaimana
sabda beliau yang artinya: “Orang-orang yang telah menghidupkan sunnahku
maka dia berarti cinta kepadaku, dan orang-orang yang cinta padaku
nanti akan bersamaku disurga.” Semoga kita dikumpulkan bersama
Rasulullah SAW kelak disurga nanti. Amiin, ya rabbal alamin.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَنِ الرَّجِيْمِ. بِِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَر فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَر
أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar